LAPORAN TETAP
DASAR-DASAR ILMU
TANAH
OLEH
KELOMPOK 09 :
1.
M. ROBBY RODIA (C1L013050)
2.
MUHAMMAD NUR FUADI
(C1L013052)
3.
MARIATI (C1L013054)
4.
MEGA TURSINA
(C1L013056)
5.
MUHAMAD RUSLI (C1L013058)
6.
MUHAMMAD DHIMAS KURNIA
R (C1L013060)
7.
NI NYOMAN SURYANI
(C1L013064)
8.
NUR AZMI LISTIYA
(C1L013066)
9.
WAWAN KURNIAWAN
(C1L013094)
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MATARM
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai tugas akhir pelaksanaan
praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
Mengetahui :
Asisten/Co.Ass Praktikan
(KHUSNAN KHALID) (PATAHYAH)
NIM.C1B008016 NIM.C1L013070
(AHYAR ROSID (PUTRI RAHMAH DIANTI)
NIM.C1M009011 NIM.C1L013072
(DUYUNG HARIANI) (RENO AFWAN)
NIM.C1M010137 NIM.C1L013074
(ABDULLOH HADAR) (REVINALDIN)
NIM.C1M010092 NIM.C1L013076
(RISA LATIFATUL H)
NIM.C1L01378
(SAKINAH)
NIM.C1L013080
(SANDY PURNAMA)
NIM.C1L013082
(YAYANG WIRAWAN)
NIM.C1L0130962
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas berkat, rahmat dan
kesempatan yang diberikan–Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah ini dengan baik. Adapun tujuan pembuatan laporan
praktikum ini adalah untuk memahami lagi tentang Dasar – Dasar Ilmu Tanah
program studi Kehutanan Universitas Mataram. Kami ingin mengucapkan terimaksih
kepada temen – temen kelompok yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan
laporan praktikum ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan
praktikum Dasar – Dasar Ilmu Tanah ini dapat meberi manfaat.
Mataram, Juni 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ v
ACARA I. PENGAMATAN TANAH DI PERSAWAHAN................
Bab I. Pendahuluan............................................................................
Bab II. Tinjauan Pustaka....................................................................
Bab III. Metodologi Praktikum..........................................................
Bab IV. Hasil dan Pembahasan..........................................................
Bab V. Penutup..................................................................................
ACARA II. PENGAMATAN TANAH DI HUTAN SESAOT............
Bab I. Pendahuluan............................................................................
Bab II. Tinjauan Pustaka....................................................................
Bab III. Metodologi Praktikum..........................................................
Bab IV. Hasil dan Pembahasan..........................................................
Bab V. Penutup..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. PROFIL TANAH SAWAH DI NARMADA........................................
2. PROPIL TANAH DI HUTAN SESAOT...............................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.HASIL PENGAMATAN TANAH
PERSAWAHAN..................
2.HASIL PENGAMATAN TANAH HUTAN.................................
DAFATAR LAMPIRAN
Lampiran Halman
1.PHOTO MIKROORGANISME DALAM
HUTAN SESAOT..............
ACARA I. PENGAMATAN
TANAH DI PERSAWAHAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri
dalam kehidupan sehari – hari tanah sangat dibutuhkan selain tempat berpijak
tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman. Tanah terdiri dari 4 komponen utama
yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Tanah sering di
katakan memiliki fungsi yang multidimensional. Oleh sebab itu, timbul masalah
yang berkaitan dengan tanah yaitu ketersediaan tanah sangat terbatas sedangkan
penggunaan semakin luas sehingga terjadipenurunan kualitas air tanah dapat berupa
pengukuran kimiawi, fisika, kimia, biologi yang bertujauan untuk memahami sifat
tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh
tanah dibuat dengan cara menggali lubang denganpanjang, lebar serta kedalaman
tertentu sesuai dengan keadaan. Tanah juga memiliki lapisan – lapisan yang
sering disebt dengan (horison), terdapatnya horison – horison pada tanah yang
memiliki perkembanghan genetik mengegestikan bahwa beberapa proses tertentu
umum terdapat dalam perkembangan profil tanah.
Ciri – ciri merfologi tanah merupakan petunjuk dari proses –
proses yang pernah dialami suatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan
perkembangannya. Perbedaan faktor – faktor pembentuk tanah, akan meniggalkan bentuk ciri dan sifat
tanah yang berbeda pula pada suatu tanah.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah pengamatan lansung
dilapangan mengenai profil tanah, mengamati lapisan – lapisan tanah, warna
tanah, bahan organik tanah, PH serta daya hantar listrik dakam tanah.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
Tanah adalah benda
alam yang tersusun atas padatan anorganik, organik, air dan udara atau gas.
Tanah mempunyai berbagai arti, tergantung pada siapa atau lembaga apa yang
memberi arti dan bahkan ada yang mengartikannya sesuai dengan pembetuknya,
secara geologi tanah diartikan sebagai kulit bumi. Dari segi pertambangan tanah
dilihat sebagai bahan yang menutupi bahan tamabang sehingga perlu disingkirkan
pada saat penggalian bahan tambang (Cok suko pahardjo, 2005)
Pada pembentukan sifat – sifsat
tanah dapat terbantuk akibat hancuran iklim.
Air, udara dan
sinar matahari merupakan unsur tersebut yaitu unsur yang menentukan iklim yang
bertanggung jawab terhadap pelapukan batu – batuan. Dalam penghancuran iklim dibagi
dua ialah fisis dan kimia. Secara fisis terjadi sebagai akibat dari perubahan
udara (panas/dingin), tenaga air, es, angin serta tanaman. Sedangakan kimiawi
sebaliknya mengubah secara total sifat kimiawinya, da berlangsung karena adanya
larutan asam didalam air. Perubahan kimiawi batu – batuan dapat pula
mempercepat pembentukan batu – batuan menjadi batu – batuan yang berukuran
kecil – kecil hingga halus yang tidak dapt dilihat lagi dengan mata telanjang
(koloid). Dengan terlaksananya pelakukan iklim tersebut diatas masih belum
terbentuklah tanah yang sebenarnya. Yang baru terbentuk ialah bahan induk
(Rismunandar, 1993)
Batuan yang melapuk
dapat diam tidak barubah ditempat asalnya dan semakin lama tebal hasil
pelapukan, yang merupakan bahan induk tanah. Tanah tersebut dalam ilmu geologi
disebut tanah “Elluvial”. Sebaliknya hasil pelapukan yang dibawa larut oleh air
dan di akumulasikan dilain tempat, misalnya dilembah – lembah, disebut tanah
“Alluvial”. Di pengunungan yang terjal diatas batu – batuan induknya tidak ada
tanahnya. Di dataran tempat penampungan tanah larut, terbentuk tanah yang tebal
atau dangkalnya tergantung pada bergelombangnya landasan (Batu induk). Tanah
elluvial maupun alluvial keadannya tidak stabil, namun tetap menjadi sasaran
pelapukan. Bila di bagian atas faktor iklim yang menjadi penyebab utama di
bagian bawah hingga kedalaman tertentu, faktor kimiawi dengan air sebagai
perantaranya, merupakan penyebab utama dari pelapukan. Pelapukan dari atas
kebawah secara stimulan dan dapat dinyatakan bahwa pelapukan dibagian atas
sudah lebih tua dari pada bagian bawah. Dengan kata lain, pelapukan bagian
bawah relatif lebih mudah dari pada bagian atas, maka terbentuklah horizon
(Rismunandar, 1993)
Bagian atas dari
batu-batuan yang telah mengalami pelapukan (derajat pelapukannya menurun adri
atas ke bawah) hingga batu induknya yang praktis belum tersentuh oleh
pelapukan. Untuk keperluan tertentu (misalnya ganesa taah, analisa tanah,
biologi maupun fisika tanah dan keperluan lainnya). Sangat diperlukan gambaran
yang lebih jelas tentang tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang
pada tubuh tanah, dibuat dengan menggali lubang dengan ukuran tertentu dan
dalam keadaan tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitian (Ir. Mul Mulyadi Sutedjo, 2005)
Horison tanah
teerdiri dari macam – macam yaitu horizon O, A, B, C dan R. Horizon O,
merupakan tanah mineral yang termasuk horizon yang termasuk diatas bahan
mineral yang dominasi oleh bahan organik yang masihsegar atau sebagian sudah terdekomposisi
yang mengandung bahan organik >30% jika bahan mineralnya berkadar liat
>50% atau <20% bahan organik jika bahan mineralnya tanpa liat (Tatat
Sutarman Abdullah,1993)
Horizon A, bagian
atas dari regolith yang berpenghuni mikro dan makloflora yang banyak mengandung
sisa-sisa tubuhnya serta sisa-sisa tanaman, mengandung humus, berwarna kelam
muda sampai tua. Horizon ini merupakan tanah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan
bagi tanaman pangan (penghasil zat karbohidrat, lemak dan protein) umumnya
horizon ini terdiri dari lapisan-lapisan seperti A1 A2 dan A3
(Ir.A.G.Kartasapoetra,2005)
Horizon B, air
hujan umumnya melakukan pencucian bagian-bagian yang halus yang terdapat pada
horizon A yang selanjutnya mengalir ke bawah dan mengendap pada suatu lapisan
yang disebut horizon B di horizon ini sebanyak menyerap air, tidak mengandung
bahan organik, tetapi banyak mengandung zat mineral karena terendapkan air ke
bawah (Ir. Mul Mulyani Sutedjo,2005)
Horizon C, suatu
horizon tanah mineral atau suatu lapisan, tidak termasuk batuan utuh (bed
rock), mirip atau tidak mirip genesis tanah, dan hampir tidak memiliki
sifat-sifat penciri A dan B. Horizon C lebih terkenal sebagai bahan induk tanah
dan tidak tergolong dalam solum. Horizon R, batuan induk (bed rock) di bawah
atau horizon C seperti granit, sandstone, atau batu kapur (Tatat Sutarman
Abdullah,1993)
Tekstur tanah
dipakai untuk melukiskan kelas yang didasarkan atas pebandingan relatif dari
berbagai selang ukuran partikel dalam tanah halus. Tekstur merupakan salah satu
sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di lapangan tanpa menggunakan alat
ataupun teknik yang modern. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif
antara clay(liat), silt(debu), dan sand(pasir) dalam tanah. Pasir berdiameter
partikelnya 2,00-0,05mm nyang sifat umumnya adalah individu partikel terasa
seperti pasir, tidak plastis atau lekat dalam keadaan lembab. Debu berdiameter
partikelnya 0,05-0,002mm yang bersifat terasa linier seperti bedak atau semir,
tidak lekat dalam keadaan lembab. Sedangkan liat <0,002mm yang bersifat
terasa licin serta lekat dan plastis dalam keadaan lembab. Warna tanah adalah
salah satu sifat tanah yang paling menonjol dan mudah di deskripsi. Tidak
berarti siapa saja dapat menentukan warna tanah dengan tepat seperti telah di
uraikan yang berkenaan dengan Munsell Soil Colour Charts. Sejumlah organisme
mempunyai toleransi yang agak kecil terdapat variasi pH, tetapi organisme lain
dapat toleran terhadapkisaran pH yang lebar. Kebutuhan pH bagi sejumlah
organisme penyebab penyakit dapat digunakan oleh pengelola tanah sebagai suatu
cara untuk mengendalikan penyakit. Bahan organik pada tanah mineral mempunyai
kisaran saat tergabung dengan tanah, sebagai binatang dan tanaman yang belum
mengalami perombakan. Selanjutnya bahan-bahan ini terus-menerus mengalami tahap
dekomposisi sampai terbentuk bahan amorf berwarna kehitaman atau cokelat tua
bila kehilangan jaringan organik aslinya, yang biasanya dikenal sebagai humus
(Tatat Sutrarman Abdullah,1993)
BAB III. METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakssanakan pada hari senin tangggal 16 juni
2014 pada pukul 09.30 – selesai di kebun percobaan Universitas Mataram, Nyur
Lembang, Kecamatan Narmada.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
pisau, mistar, konduktif meter, botol, PH meter, buku standar warna, pipet
tetes, bor tanah, polpen, kertas/buku.
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
sempel tanah, larutan H2O2, larutan HCL, aquades/air.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Mengukur
kandungan bahan oraganik
1.
Diambil sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Ditaruh dalam wadah sempel tanah tersebut
3.
Diteteskan kurang lebih 3 – 4 larutan H2O2
4.
Dikocok menggunakan tangan
5.
Diendapkan selama kurang lebih 5 menit
6.
Dicatat hasilnya
3.3.2 Mengukur persentase bahan
penyusun tanah
1.
Diambil sempel daril masing – masing lapisan penyusun tanah
2.
Dibahasi menggunakan air
3.
Dipersentasekan berapa kandungan debu, liat serta pasirnya
4.
Dicatat hasilnya
3.3.3 Menentukan warna tanah
1.
Diambil sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Dicocokkan warna tanah dengan yang ada dibuku warna
3.
Dicatat hasilnya
3.3.4 Mengukur PH masing – masing
lapisan tanah
1.
Diambil 5 gram sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Dimasukkan kedalam botol
3.
Ditambahkan 20 ml aquades/air
4.
Dikocok menggunakan tangan
5.
Diendapkan selama kurang lebih 5 menit
6.
Dimasukkkan PH stik kedalam tanah yang sudah tercapur dengan
air
7.
Dicatat hasilnya
3.3.5 Mengukur kandungan kapur
1.
Diambil sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Diteteskan kurang lebih 3 – 4 larutan HCL
3.
Ditunggu sampai muncul buih
4.
Dipersentasekan buih tersebut
5.
Dicatat hasilnya
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 1. Profil Tanah Persawahan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Horison
|
Tekstur
|
Warna
|
PH
|
BO
|
||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
||||
A1
|
5%
|
10%
|
85%
|
7,5 YR 3/3 Drak brown
|
6
|
10%
|
A2
|
60%
|
10%
|
30%
|
7,5 YR 4/4 Brown
|
6
|
-
|
C
|
2%
|
-
|
98%
|
7,5 YR 6/6 Redish yellow
|
6
|
-
|
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum lapangan kali inididapatkan hasil bahwa
terdapat tiga horison dalam persawahan yaitu antara lain: horison A namun
horison A memilikki beberapa lapisan yaitu A1 dan A2 memiliki ketebalan yang
berbeda - beda serta horison terakhir
yaitu horison C.
Horison A
Horison ini berada pada lapisan tanah bagian atas atau
sering juga disebut dengan top soil, yang memiliki ketebalan berkisar antara 20
cm. Horison A ini juga sering dinamakan zona eluviasi, yaitu wilayah – wilayah
pencucian oartikel tanah oleh air hujan.
Horison C
Horison ini sering disebut dengan nama zona regolith yaitu
lapisan tanah yang cukup keras hampir jadi batuan. Pada lapisan ini tingkat
kesuburan sangat rendah karena bahan organiknya teerbentuk dari prosrs
pelapukan.
Berdasarakn hasil data pengamatan diatas diproleh warna
tanah yaitu horison A, dalam horison A terdapat beberapa lapisan – lapisan
diantaranya yaitu lapisan A1 10 YR 7/2
(Ligh grey) dan lapisan A2 10 YR 8/2 (Very pole brown), sedangkan horison
memiliki warna yaitu 10 YR 5/4 (Yellowish brown).
Tanah tidak hanya berpotensi sebagai tempat media tanam
namun dalam tanah juga terdapat kandungan daya hantar arus listrik, ini dapat
kita lihat ketika suatu sempel tanah dilarutkan dengan aquades kemudian dikocok
serta diendapkan barulah dilakukan pengukuran seberapa besar daya hantar suatu
tanah yang dijadikan sempel tersebut.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dalam pengamatan yang telah dilakukan bahwa dalam persawahan
terdapat 3 lapisan/horison yaitu A1, A2 dan C yang memiliki ketebalan masing –
masing.
2.
Warna tanah dari A1, A2 hingga C sangat berfraksi itu sudah
bisa dilihat secara kasat mata ketika berada dilapangan.
3.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organiknya maka
tanh tersebut semakin gelap.
4.
Struktur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah
yanf dapat diamati secara langsung.
5.2 Saran
Untuk memproleh data yang maksimal dalam praktikum hendaknya
praktikum dipersiapkan lebih matang dan waktu yang digunakan dalam praktikum
lebih banyak lagi sehingga data yang di inginkan bisa didapatkan.
ACARA II. PENGAMATAN TANAH DI HUTAN SESAOT
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri
dalam kehidupan sehari – hari tanah sangat dibutuhkan selain tempat berpijak
tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman. Tanah terdiri dari 4 komponen utama
yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Tanah sering di
katakan memiliki fungsi yang multidimensional. Oleh sebab itu, timbul masalah
yang berkaitan dengan tanah yaitu ketersediaan tanah sangat terbatas sedangkan
penggunaan semakin luas sehingga terjadipenurunan kualitas air tanah dapat
berupa pengukuran kimiawi, fisika, kimia, biologi yang bertujauan untuk
memahami sifat tanah dan kesesuaiannya untuk pertumbuhan tanaman.
Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali
lubang dengan panjang, lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan.
Tanah juga memiliki lapisan – lapisan yang sering disebt dengan (horison),
terdapatnya horison – horison pada tanah yang memiliki perkembanghan genetik
mengegestikan bahwa beberapa proses tertentu umum terdapat dalam perkembangan
profil tanah.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah pengamatan lansung
dilapangan mengenai profil tanah, mengamati lapisan – lapisan tanah, warna
tanah, bahan organik tanah, PH serta daya hantar listrik dakam tanah.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
Tanah adalah benda
alam yang tersusun atas padatan anorganik, organik, air dan udara atau gas.
Tanah mempunyai berbagai arti, tergantung pada siapa atau lembaga apa yang
memberi arti dan bahkan ada yang mengartikannya sesuai dengan pembetuknya,
secara geologi tanah diartikan sebagai kulit bumi. Dari segi pertambangan tanah
dilihat sebagai bahan yang menutupi bahan tamabang sehingga perlu disingkirkan
pada saat penggalian bahan tambang (Cok suko pahardjo, 2005)
Pada pembentukan sifat – sifsat
tanah dapat terbantuk akibat hancuran iklim.
Air, udara dan
sinar matahari merupakan unsur tersebut yaitu unsur yang menentukan iklim yang
bertanggung jawab terhadap pelapukan batu – batuan. Dalam penghancuran iklim
dibagi dua ialah fisis dan kimia. Secara fisis terjadi sebagai akibat dari
perubahan udara (panas/dingin), tenaga air, es, angin serta tanaman. Sedangakan
kimiawi sebaliknya mengubah secara total sifat kimiawinya, da berlangsung
karena adanya larutan asam didalam air. Perubahan kimiawi batu – batuan dapat
pula mempercepat pembentukan batu – batuan menjadi batu – batuan yang berukuran
kecil – kecil hingga halus yang tidak dapt dilihat lagi dengan mata telanjang
(koloid). Dengan terlaksananya pelakukan iklim tersebut diatas masih belum
terbentuklah tanah yang sebenarnya. Yang baru terbentuk ialah bahan induk
(Rismunandar, 1993)
Batuan yang melapuk
dapat diam tidak barubah ditempat asalnya dan semakin lama tebal hasil
pelapukan, yang merupakan bahan induk tanah. Tanah tersebut dalam ilmu geologi
disebut tanah “Elluvial”. Sebaliknya hasil pelapukan yang dibawa larut oleh air
dan di akumulasikan dilain tempat, misalnya dilembah – lembah, disebut tanah “Alluvial”.
Di pengunungan yang terjal diatas batu – batuan induknya tidak ada tanahnya. Di
dataran tempat penampungan tanah larut, terbentuk tanah yang tebal atau
dangkalnya tergantung pada bergelombangnya landasan (Batu induk). Tanah
elluvial maupun alluvial keadannya tidak stabil, namun tetap menjadi sasaran
pelapukan. Bila di bagian atas faktor iklim yang menjadi penyebab utama di
bagian bawah hingga kedalaman tertentu, faktor kimiawi dengan air sebagai
perantaranya, merupakan penyebab utama dari pelapukan. Pelapukan dari atas
kebawah secara stimulan dan dapat dinyatakan bahwa pelapukan dibagian atas
sudah lebih tua dari pada bagian bawah. Dengan kata lain, pelapukan bagian
bawah relatif lebih mudah dari pada bagian atas, maka terbentuklah horizon
(Rismunandar, 1993)
Bagian atas dari
batu-batuan yang telah mengalami pelapukan (derajat pelapukannya menurun adri
atas ke bawah) hingga batu induknya yang praktis belum tersentuh oleh
pelapukan. Untuk keperluan tertentu (misalnya ganesa taah, analisa tanah,
biologi maupun fisika tanah dan keperluan lainnya). Sangat diperlukan gambaran
yang lebih jelas tentang tanah. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang
pada tubuh tanah, dibuat dengan menggali lubang dengan ukuran tertentu dan
dalam keadaan tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitian (Ir. Mul Mulyadi Sutedjo, 2005)
Horison tanah
teerdiri dari macam – macam yaitu horizon O, A, B, C dan R. Horizon O,
merupakan tanah mineral yang termasuk horizon yang termasuk diatas bahan
mineral yang dominasi oleh bahan organik yang masihsegar atau sebagian sudah
terdekomposisi yang mengandung bahan organik > 30% jika bahan mineralnya
berkadar liat > 50% atau <20% bahan organik jika bahan mineralnya tanpa
liat (Tatat Sutarman Abdullah,1993)
Horizon A, bagian
atas dari regolith yang berpenghuni mikro dan makloflora yang banyak mengandung
sisa-sisa tubuhnya serta sisa-sisa tanaman, mengandung humus, berwarna kelam
muda sampai tua. Horizon ini merupakan tanah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan
bagi tanaman pangan (penghasil zat karbohidrat, lemak dan protein) umumnya
horizon ini terdiri dari lapisan-lapisan seperti A1 A2 dan A3
(Ir.A.G.Kartasapoetra,2005)
Horizon B, air
hujan umumnya melakukan pencucian bagian-bagian yang halus yang terdapat pada
horizon A yang selanjutnya mengalir ke bawah dan mengendap pada suatu lapisan
yang disebut horizon B di horizon ini sebanyak menyerap air, tidak mengandung
bahan organik, tetapi banyak mengandung zat mineral karena terendapkan air ke
bawah (Ir. Mul Mulyani Sutedjo,2005)
Horizon C, suatu
horizon tanah mineral atau suatu lapisan, tidak termasuk batuan utuh (bed
rock), mirip atau tidak mirip genesis tanah, dan hampir tidak memiliki
sifat-sifat penciri A dan B. Horizon C lebih terkenal sebagai bahan induk tanah
dan tidak tergolong dalam solum. Horizon R, batuan induk (bed rock) di bawah
atau horizon C seperti granit, sandstone, atau batu kapur (Tatat Sutarman
Abdullah,1993)
Tekstur tanah
dipakai untuk melukiskan kelas yang didasarkan atas pebandingan relatif dari
berbagai selang ukuran partikel dalam tanah halus. Tekstur merupakan salah satu
sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di lapangan tanpa menggunakan alat
ataupun teknik yang modern. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatif
antara clay(liat), silt(debu), dan sand(pasir) dalam tanah. Pasir berdiameter
partikelnya 2,00-0,05mm nyang sifat umumnya adalah individu partikel terasa
seperti pasir, tidak plastis atau lekat dalam keadaan lembab. Debu berdiameter
partikelnya 0,05-0,002mm yang bersifat terasa linier seperti bedak atau semir,
tidak lekat dalam keadaan lembab. Sedangkan liat <0,002mm yang bersifat
terasa licin serta lekat dan plastis dalam keadaan lembab. Warna tanah adalah
salah satu sifat tanah yang paling menonjol dan mudah di deskripsi. Tidak
berarti siapa saja dapat menentukan warna tanah dengan tepat seperti telah di
uraikan yang berkenaan dengan Munsell Soil Colour Charts. Sejumlah organisme
mempunyai toleransi yang agak kecil terdapat variasi pH, tetapi organisme lain
dapat toleran terhadapkisaran pH yang lebar. Kebutuhan pH bagi sejumlah
organisme penyebab penyakit dapat digunakan oleh pengelola tanah sebagai suatu
cara untuk mengendalikan penyakit. Bahan organik pada tanah mineral mempunyai
kisaran saat tergabung dengan tanah, sebagai binatang dan tanaman yang belum
mengalami perombakan. Selanjutnya bahan-bahan ini terus-menerus mengalami tahap
dekomposisi sampai terbentuk bahan amorf berwarna kehitaman atau cokelat tua
bila kehilangan jaringan organik aslinya, yang biasanya dikenal sebagai humus
(Tatat Sutrarman Abdullah,1993)
BAB III. METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakssanakan pada hari senin tangggal 16 juni
2014 pada pukul 09.30 – selesai di kebun percobaan Universitas Mataram, Nyur
Lembang, Kecamatan Narmada.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
pisau, mistar, konduktif meter, botol, PH meter, buku standar warna, pipet
tetes, bor tanah, polpen, kertas/buku.
3.2.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain
sempel tanah, larutan H2O2, larutan HCL, aquades/air.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1
Mengukur kandungan bahan oraganik
1.
Diambil sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Ditaruh dalam wadah sempel tanah tersebut
3.
Diteteskan kurang lebih 3 – 4 larutan H2O2
4.
Dikocok menggunakan tangan
5.
Diendapkan selama kurang lebih 5 menit
6.
Dicatat hasilnya
3.3.2
Mengukur persentase bahan penyusun tanah
1.
Diambil sempel daril masing – masing lapisan penyusun tanah
2.
Dibahasi menggunakan air
3.
Dipersentasekan berapa kandungan debu, liat serta pasirnya
4.
Dicatat hasilnya
3.3.3
Menentukan warna tanah
1. Diambil sempel dari
masing – masing lapisan tanah
2. Dicocokkan warna
tanah dengan yang ada dibuku warna
3. Dicatat hasilnya
3.3.4
Mengukur PH masing – masing lapisan tanah
1.
Diambil 5 gram sempel dari masing – masing lapisan tanah
2.
Dimasukkan kedalam botol
3.
Ditambahkan 20 ml aquades/air
4.
Dikocok menggunakan tangan
5.
Diendapkan selama kurang lebih 5 menit
6.
Dimasukkkan PH stik kedalam tanah yang sudah tercapur dengan
air
7.
Dicatat hasilnya
3.3.5
Mengukur kandungan kapur
1. Diambil sempel dari
masing – masing lapisan tanah
2. Diteteskan kurang
lebih 3 – 4 larutan HCL
3. Ditunggu sampai
muncul buih
4. Dipersentasekan
buih tersebut
5. Dicatat hasilnya
BAB IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 2. Profil Tanah Hutan
Sesaot
Tabel 2. Hasil Pengammatan
Horison
|
Tekstur
|
Warna
|
PH
|
BO
|
||
Pasir
|
Debu
|
Liat
|
||||
O
|
10%
|
60%
|
30%
|
7,5 YR 3/3 Drak brown
|
6
|
32%
|
A1
|
30%
|
50%
|
20%
|
7,5 YR 4/4 Brown
|
6
|
-
|
A2
|
95%
|
5%
|
-
|
7,5 YR 6/6 Redish yellow
|
6
|
-
|
A3
|
98%
|
2%
|
-
|
10 YR 5/8 yellowish brown
|
6
|
-
|
4.2 Pembahasan
Tanah memiliki kualitas yang berada disetiap wilayahnya,
pada tahun 1994 soil science society of America (SSSA) mendefinisikan bahwa kualitas
tanah sebagai kemampua tanah untuk menapilkan fungsinya, dapat kita bedakan bahwa
antara dihutan sesaot dengan di sawah percobaan Universitas Mataram yang berada
di Narmadaitu sangat jauh bedanya baik itu dari segi bahan organik maupun yang
lainnya.
Berdasarkan tabel
hasil pengamatan diproleh hasil bahwa pada horison O didapatka hasil 10%
pasir, 60% debu, 30% liat sedangkan warna tanah yaitu 7,5 YR 3/3 (Drak brown).
Horison A memiliki beberapa lapisan diantaranya lapisan A1 didapaktan 30%
pasir, 50% debu, 20% liat serta warnanya 7,5 YR 4/4 (Brown), lapisan A2 yaitu
95% pasir, 5% debu warnanya 7,5 YR 6/6 (Redish yellow) serta lapisan terakhir
yaitu lapisan A3 memiliki 98% pasir dan 2% debu yang memilki warna yaitu 10 YR
5/8 (yellowish brown).
Huta sesaot merupakan kaki gunug rinjani yang memilki bentuk
sebagian besar tanahnya bebentuk butir kasar yang merupakan mineral gunung
rinjani, tanah ini sering disebut tanah rogosol, tanah rogosol yaitu tanah yang
berupa aluvial yang baru diendapkan. Tanah seperti ini banyak ditemuka
diIndonesia salah satunyua yaitu NTB, tanah seperti cendrumg gembur dan tingkat
kesuburan serta bahan orgaanik sangat tinggi sehingga tanh seperti ini tidak
perlu pemupukan tinggi tidak seperti tanah persawahan yang membutuhkan
pemupukan sangat tinggi karena bahan organik sangat rendah.
Dalam praktikum ini didapatkan tekstur tanah dari masing –
masing horison tanah itu tidak terlalu jauh perbedaannya dimana horison O
memilikmi tekstur yaitu debu sedangkan horison A memiliki tiga lapisan yaitu lapisa A1 berbentuk debu
berpasir, lapisan A2 yaitu pasir sedangkan A3
pasir, dibandingkan dengan persawahan yang ada di narmada tersebut
tekstur tanah agak berbedasedikit namun ada kesamaan. Kandungan bahan organik
hutansesaot sangat tinggi dibandigkan dengan persawahan percobaan tersebut.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
praktikum dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Dalam praktikum ini ditemukan profil tanah yaitu 4 horiso
yaitu horison O, A1, A2, A3 yang memiliki ketebalan yang berbeda.
2.
Perbedaan warna antara masing – masing horison cukup jelas
baik itu kita liat secara kasat mata maupun dari data yang sudah kita dapatkan.
3.
Dalam hutan sesaot dilapisan/horisonnya terdapat batu –
batuan kecil sebagai penyusun sebagian tanh.
4.
PH 6 dalam tanah berarti tanh tersebut bersifat asam.
5.
Kandungan bahan organik cukup tinggi yaitu 32%.
5.2 Saran
Untuk memproleh data yang maksimal dalam praktikum hendaknya
praktikum dipersiapkan lebih matang dan waktu yang digunakan dalam praktikum
lebih banyak lagi sehingga data yang di inginkan bisa didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah , Tatat Sutarman . 1993
. Survei Tanah dan Evaluasi Tanah . Penebar
Swadaya . Jakarta
Ir. Sutedjo , Mul Mulyani &
Ir. A.G Kartasapoetra . 2005 . Pengantar Ilmu Tanah . Rineka Cipta . Jakarta
Rahardjo , Cuk Suko , dkk . 2005
. Fisika Tanah . Mataram University Press . Mataram
Rismunandar . 1993 . Tanah dan
Seluk Beluknya Bagi Pertanian . Sinar Baru . Algensindo Bandung
LAMPIRAN
Mikroorganisme yang ada di hutan
sesaot
Komentar
Posting Komentar