BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Madu murni adalah
cairan nektar bunga yang dihisap oleh lebah
madu kedalam kantong madu didalam tubuhnya. Nektar bunga yang telah dihisap
diolah dalam tubuh lebah dengan dicampur enzim tertentu kemudian dikeluarkan
kembali ketempat penyimpanan madu di sarang lebah. Komposisi Madu murni Kandungan
madu murni sangat beraneka ragam tergantung dari
sumber nektar dimana lebah memperolehnya. Namun dari manapun nektarnya, madu murni merupakan sumber gizi yang sangat lengkap. Madu murni mengandung Vitamin-Mineral, Protein, Zat hidrat arang, Hormon, Antibiotik dan trace Elemen.Vitamin A,semua jenis
vitamin B kompleks, beta caroten, Vitamin C,D,E dan K.Mineral dalam bentuk
garam: Mg, S, Fe, Ca, Cl, K, Y, Na, Cu, dan Mn. Madu murni mengandung enzim aktif yang
tidak dapat di produksi manusia. Enzim inilah unsur yang paling penting di
dalam madu yang berfungsi sebagai
kelangsungan rekasi kimia biologis dan sitem metabolisme di dalam tubuh. Enzim
di dalam madu merupakan Enzim terbaik yang
dapat kita peroleh dari semua makanan yang ada.
Agar hasil madu maksimal maka harus adanya monitoring untuk
mengetahui adanya hama yang mengganggu dan juga untuk mengetahui adanya pakan
cukup berupa nektar dan polen.Hal yang penting juga memberikan pakan tambahan
berupa air gula terutama di saat nektar di sekitar mulai menipis dan juga
perlunya pengembalaan maksudnya memindahkan lebah madu pada daerah yang
tersedia cukup nektar dan polen untuk lebah madu. Hama yang biasanya mengganggu
yaitu: Tungau, Pengendaliannya dengan pembersihan stup dan semua lemaran
sarang, juga bias dengan menaruh tembakau di stup dan diganti tiap minggu.Burung,
biasanya burung wallet, pentet menyambar lebah yang sedang terbang dan dapat
memakan 300 ekor lebah. Pengendaliannya dengan memasang jaring.Tawon, seperti
jenis vespa spp. Di Indonesia vespa veluntina. Dia dapat menangkap 7 ekor
sekaligus dalam penyerangannya. Pengendalian dengan membunuh langsung dan membakarnya
.Cecak, dia masuk ke stup , berdiam , memakan lebah,berkembangbiak di dalam
stup. Pengendalian dengan membunuh langsung. Tikus, melakukan pengrusakan yang
paling besar, semuanya dimakan termasuk sarang. Pengendalian melakukan
pengemposan dengan belerang di lubang tikus tempat bersarangnyatikus. Produk
lebah madu berupa madu, Royal jelly, Propolis dan malam. Makan madu dapat
membantu fungsi pencernaan , dapat mencegah kanker dan liver, dapat menyebar
dalam darah bila ditambah dengan air putih serta dapat mendukung pembentukan
sel darah. Royal Jelly dapat meningkakan kekebalan terhadap kanker, dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak, juga baik digunakan dalam perawatan kecatikan.
Propolis dapat mencegah kanker usus besar, sebagai antibiotik sekaligus meningkatkan
sistem kekebalan. Malam dapat dijadikan lilin yang berbau wangi, sebagai bahan
pembuatan batik, sebagai bahan
kerajinan tangan dan lai-lain. Demikian banyak keuntungan menternakkan lebah
madu dalam kehiupan ini, bagamana dengan anda anda tertarik silahkan mencoba
mulai dari sekarang.
Bibit trigona bisa
berasal dari lingkungan disekitar tempat tinggal. Koloninya bisa bersarang di
dahan, batang pohon, celah bebatuan, atau tanah di hutan-hutan. Atau bahkan
ditempat yang tidak diduga-duga, missal celah di tiang listrik atau pojokan
rumah tua.bibit local pasti hamper mudah beradaptasi dilingkungan ia akan diternakkan.
Dari satu kotak bisa dikembangkan dan dipindahkan, menjadi beberapa kotak.
Di daerah lain jenis
trigona yang ditemui lain lagi. Di Luwu Utara, Sulawesi Selatan terdapat 6
spesies trigona, yaitu: t.intisca, t.nitidiventris, t.morei, t.terminata dan
t.descheri. Ada yang hidup di dataran rendah disebut merang. Sedangkan yang
hidup di daerah sejuk disebut ketape. Di Sumatera dan Kalimantan juga berbeda,
jadi pilih lebah yang sesuai dengan lokasi pemeliharaan.
Koloni-koloni yag
dijumpai lalu d masukkan ke dalam kotak sarang yang telah disiapkan. Koloni
yang lama sudah lama mencapai 100.000 ekor. Tetapi koloni yang baru terbentuk
biasanya terdiri atas 10.000 ekor saja ujar Mapptoba Sila.
Di hutan, sarang kadang
dijumpai pada pohon yang sudah mati dan batangnya lapuk. Cara yang paling mudah
adalah dengan memotong batang yang lapuk itu dan membawa pulang potongan
sarang. Sedangkan untuk pohon yang hidup cukup sarangnya yang diambil.
Cara lain mengundang
trigona datang adalah melukai batang pohon yang bergetah. Itu teknik Stains
Ghaji Shut, pemerhat trigona di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Ia melukai batang
pohon tertentu seperti mangga sehingga muncul eksudat atau cairan. Sesaat
kemudian ratusan trigona datang berkerumunan di cairan batang pohon itu. Cairan
sumber resin untuk produksi propolis.
1.2
Tujuan
praktikum
Adapun tujuan ari pratikum lebah
madu trigona ini adalah :
1.2.1
Mengetahui teknik pemindahan koloni
lebah madu dari batang bambu ke stup
1.2.2
Mengetahui teknik panen madu
Trigona dengan benar.
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
Lebah
Trigona (Trigona spp.) merupakan salah satu spesies lebah peng-hasil
madu anggota Famili Meliponidae (tidak memiliki sengat), berukuran kecil dan
merupakan salah satu serangga pollinator penting (Nagamitsu dan Inoue, 1998;
Batista et al., 2003; Francoy et al., 2009).
Lebah
jenis ini masih kurang popu-ler dibanding dengan Famili Apidae, se-perti Apis
mellifera dan A. cerana. Lebah Trigona ini di Indonesia memiliki
bebe-rapa nama daerah, yaitu kelulut (Kali-mantan), galo-galo (Sumatera),
klanceng, lenceng (Jawa), dan te’uweul (Sunda). Kelompok lebah ini membela diri
dengan cara menggigit jika terganggu. Lebah ini banyak dijumpai di daerah
tropis dan subtropis seperti di Amerika Selatan, Aus-tralia dan Asia Tenggara
(Michener, 2007; Sakagami et al., 1983; Sakagami dan In-oue, 1989;
Klakasikorn et al., 2005).
Sampai
saat ini produksi sarang Trigona diperoleh dari mencari langsung ke hutan
karena budidaya Trigona masih belum berkembang, selain itu produksi madunya
tergolong sedikit (1-2 kg atau sekitar 2 liter per koloni per tahun). Hal ini
membuat harga madunya jauh lebih mahal (Rp400.000 per liter) dari madu lebah
lain. Keunggulan lebah Trigona ini adalah produksi propolisnya yang tinggi (3
kg per koloni per tahun) dibandingkan dengan lebah Apis yang hanya menghasilkan
20-30 g propolis per koloni per tahun. Sejak satu dekade ini, propolis telah
banyak menarik perhatian karena memili-ki daya farmakologis seperti
immuno-modulator, anti tumor, antimikroba, anti inflamasi, dan anti oksidan,
anti kanker, anti diabetes dan menurunkan tekanan darah tinggi (Gojnerac, 1983;
Sforcin dan Bankova, 2007; Sforcin, 2011).
Trigona
spp, lebih banyak mencari makanan pada pagi hari dibandingkan dengan sore
hari. Ukuran tubuh sangat mempengaruhi jarak terbang lebah mencari makanan.
Makin besar tubuh lebah maka makin jauh jarak terbangnya. Trigona spp.
dengan ukuran 5 mm mempunyai jarak terbang sekitar 600 m (Eltz, 2001; Nunes et
al., 2010).
BAB
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum
dilakukakan pada tanggal 30 November dan 12 Desember 2014 di Dusun Kumbi Desa Pakuan Kec. Narmada Kab. Lombok Barat
3.2.1
Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam pratikumlebah madu di antaranya :
1.
Tang
2.
Parang
3.
Sendok
4.
Masker
5.
Oli bekas
3.2.2
Bahan
Adapun bahan yang di butuhkan dalam pratikum in di
antaranya :
1.
Stup
2.
Koloni lebah madu
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1
Pemindahan Koloni Madu Trigona
1. Di
timbang stup lebah madu kosong.
2. Di
pilih koloni yang cukup besar sehingga jumlah individu cukup banyak.
3. Di
siapkan sarang baru misalkan dari kotak kayu.
4.
Di
iris pintu masuk trigona dikoloni. Panjangnya sekitar 3-4 cm.
5. Di
potongan pintu masuk ditempelkan ke kotak sarang tepat di mulut lubang yang
telah disiapkan.
6. Di
bersihkan lubang tempat koloni berada. Ini sekaligus memudahkan pengambilan
koloni. Jangan lupa jaring penutup muka.
7. Di keluarkan dari lubang pohon dengan mencongkel
sarang. Usahakan koloni tidak rusak sehingga lebah kecil itu aman.
8. Di
cari ratu trigona. Ukurannya 4 kali lebih besar dari trigona umum. Pastikan
sang ratu tetap dalam koloni. Bila tidak, trigona sulit dan lambat berkembang
biak.
9. Di
biarkan koloni yang masih utuh membuat trigona tetap nyaman.
10. Di
masukkan sarang tadi dan segera tutup. Gantungkan di dekat lubang sarang lama.
11. Di
lubang bekas sarang ditutup dengan dedaunan agar trigona tidak bersarang
kembali. Trigona itu kemudian akan berpindah ke kotak sarang di sampingnya.
Bila di kotak banyak trigona yang keluar masuk, berarti pemindahan trigona
berhasil. Selanjutnya kotak dapat dibawa pulang pada sore menjelang malam. Saat
itu seluruh trigona telah masuk sarang.
12. Di
timbang stup setelah dipindahkan dan sebagian besar koloni telah masuk ke dalam
stup.
13. Di
timbang penambahan bobot stup setiap seminggu sekali.
3.3.1
Pemanenan Madu Trigona
1. Di
siapkan masker wearpark untuk melindungi diri dari kerumunan lebah.
2. Di
siakan kotak sarang siap dipanen setelah 3-7 bualan.
3. Di
siapkan pisau dan loyanguntuk menampung hasil. Gunakan pisau yang tajam untuk
memutus rekatnan sarang didinding kotak.
4. Di
bagi sarang banyak tersebut sebagian dicongkel untuk dipindahkan kekandang
baru.
5. Di
angkat sarang. Bila ukuran cukup besar, bisa dipotong 2 bagian. Sebagian
dimasukkan kedalam kotak sarang baru.
6. Di
angkat propolis berisi madu beebread. Juga seukuran buah kersen berisi madu dan
roti lebah kedalam baskom. Sisakkan sebagian di kotak sebagian cadangan makanan
bagi lebah trigona untuk mencegah lebah kabur.
7. Di
ambil propolis dan madu sebagai hasil panen.
8. Di
masukan kotak yang sudah dimasukkan potongan sarang kembali ditutup dan
letakkan ke posisi semula. Pastikan posisi sarang lurus dan tidak miring untuk
mencegah larva mati.
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Lilin
|
Larva mdu
|
Tempat penyimpanan madu
|
Stup madu
|
Ratu lebah madu trigona
|
propolis
|
polen
|
Lilin
|
4.2 Pembahasan
Pada pemindahan lebah madu trigona
ini harus dilakukan. secara hati – hati
karena padasaat membelah bambu
harus mengetahui teknik membelah yang benar karena jika di lakukan dengan
sembarang maka koolni di dalam bambu akan tidak beraturan dan kemungkin akan
mati dan mempersulit untuk mencari calon ratu untuk di pindahkan dalam stup
seperti pada gambar 1.
Begitu pula saat pemanenan madu
triona tersebut, pemanenan madu trigona ini bias
Gambar 1. Proses Pemindahan Koloni
Lebah Madu Trigona
|
Bambu dari hasil pemindahan kloni kemudian di ikat
ekmbali dan dikembali pada bambu tersebut.gantung kembali karena suatu saat
kloni lebah madu kan bersarang.
Sedangkan pemanenan setiap sebulan sekali atau tiga bulan sekali, jika memiliki banyak stup
maka sebaiknya di lakukan pada sebulan sekali kaena untuk memper mudah
pemanenan dan madu yang kita panen masih berwarna cerah, sehingga dalam proses
pengemasan warna madu tersebut tambah
mempercantik kesamasannya seperti pada gambar 2.
Gambar 1. Proses Pemanenan Lebah Madu
Trigona
|
Keunggulan madu jenis Trigona
sp di bandingkan madu jenis lainnya adalah melakukan pemanenan bisa
dilakukan kapapun tanpa merngurangi kualitas madu di dalamnya ataupun di makan
kembali oleh lebah yang lainnya dan pada pemndahan koloni juga bias di lakukan pemanenan
madu meskipun dengan jumlah yang sedikit.
Pemasaran hasil
lebah trigona ini biasa di jual berkisar
Rp. 100.000 – 140.000 di tingkat lokal. Membedakan madu asli dengan madu
oplosan adalah menguji dengan sege;\lasair panas jika madu bada di basah air
maka madu tersebut madu asli.
BAB
V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Adapun
kesimplan pada pratikum ini dianaranya :
1. Memindahan
di lakukan dengan cara hati – hati untuk mendapatkan produksi madu yang baik.
2. Dalam
pemanenan lebah madu terdapat madu, propolis, lilin, royal jelly, naktar dan
polen.
3. Dalam
satu koloni lebah madu terdiri dari ratu lebah, lebah jantan dan lebah pekerja.
4. Pemanenan
lebah madu Trigona sp bias dilakukan
kapanpun tanpa mengewatirkankualitas hasilnaya.
5.2.Saran
Adapun saran untuk pratikum hasil
hutan bukan kayu :
1.
Untuk praktikum selanjutnya di harapkan keapada semua
praktikan untuk lebih teliti dan serius dalam melakukan kegiatan praktikan
2.
Untuk semua co.asisten agar lebih memperhatikan praktikan
dalm brejalannya kegitan praktikum, sehingga pratikan dapat menangkap dengan
baik apa yang dijelaskan.ntuk pratkum.
3.
Untuk pratikum selanjutnya diharapkan untk menambah
peralatan sehingga kegiatan pratikum disa berjalan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
.
Eltz, T (2001)
Ecology of Stingless Bee (Apidae, Meliponini) in Lowland Dipterocarp Forest in
Sabah, Malaysia, and an Evaluation of Logging Impact on Populations and
Communities. Dissertation. Univer-sitaet Wuerzburg, Munchen.
Francoy TM, Silva
RAO, Nunes-Silva P, Menezesand C, Imperatriz-Fonseca VL (2009)
Gender identification
of five genera of stingless bees (Apidae, Meliponini) based on wing morphology.
Genet Mol Res 8(1): 207-214.
Nagamitsu T, Inoue T
(1998) Interspecific morphological variation in sting-less bees (Hymenoptera:
Apidae, Meliponinae) assosiated with floral shape and location in an Asian
Tropical Rainforest. Entomological Science 1: 189-194.
Stingless Bees
Species, is Influenced by the Repro-ductive State of a Colony. Psyche 2010:
Article ID 241204, 16p.
Sakagami S, Inoue T,
Yamame S, Salmah S (1983) Nest architecture and colony composition of Sumatran
Sakagami SF, Inoue T (1989)
Stingless bee of the genus Trigona (Subgenus Geniotrigona) (Hymenoptera,
Api-dae) with description of T. (G) in-cise sp. Nov. from Sulawesi. Jap J
Entomol 57: 605-620.
Sforcin JM (2007) Propolis and
the im-mune system: a review. J Eth-nopharmacol 113(1): 1-14
Sforcin JM, Bankova V (2011)
Propolis: Is there a potential for the development of new drugs? J
Ethnopharmacol 133(2): 253-260.
LAMPIRAN
Proses Pemindahan Koloni Lebah Madu
Trigona sp
Proses Pemanenan Lebah Madu Trigona sp
Komentar
Posting Komentar