Car Free Day Datang Sampahpun Berlimpah


Aksi bersih-bersih oleh Mahasiswa Kehutanan Unram


(Mataram,13 maret 2016)- Jl. Udayana sangat ramai di datangi oleh para penikmat Car Free Day. Car Free Day biasanya di adakan Setiap hari Minggu dan di pusat di Jl.Udayana ini sendri, jalan Udaya sendiri di pilhkarena Jl.Udayana Melintasi kawsan Hutan kota sehingga pada pagi hari udara sangat segar cocok sebagai tempat untuk  refresing setelah melakukan runinitas salam seminggu dalam pekerjaan. Car Free Day sendiri biasanya di mulai dari pukul 06.00- 08.00 waktu setempat. Selain menikmati udara segar di pagi hari acara Car Free Day itu sendiri di meriahkan dengan adanya stand-Stand makanan yang di tawarkan oleh pedagang kaki lima yang memanfaatkan keramaian Car Fee Day untuk menjajakan makanannya tidak hanya itu dalam acara ini juga menyediakan  jongging trek pagi para penggung yang ingin melakukan olahraga pagi di ruang terbuka hijau tersebut . Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area/ kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.
Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau. Luas minimal RTH adalah sebesar 30% dari luas wilayah kota mataram sendiri melaksanakan kewajiban ± 12% hal ini masih sangat kecil seperti yang di mandatkan oleh UU.
Di saat Car Free Day tersebut tidak kurang dari rubuan orang mengunjungi kawasan hutan kota tersebut namun disisi lain setelah acara Car Free telah usai tumpukan sampah berada di mana-mana. Menurut tukang sapu dikawsan tersebut,” kalau pada saat Car Free Day biasanya tumpukan sampah ada dimana-mana.”tuturnya lebih lanjut.
“Sampah yang ada di Car Free Day salah satunya disumbang oleh para penjual kaki lima yang perjualan saat Car Free Day tersebut karena hampir sebagian besar pedang menggunkan kantong kresek untuk membungkus jajan mereka”.hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan minimnya fasilitas yang ada.  Padahal jika mau mengoptimalkan peran serta masyarakat, masalah sampah bisa tertangani dengan biaya yang lebih murah. Padahal dana APBD Kota Mataram menurutnya sudah sangat banyak untuk penanganan sampah.
Menurut dinas kebersihan Kota Mataram yang di kutip pada www.kompas.comyang lalu Dalam melaksanakan kegiatan daur ulang plastik, kami juga bekerjasama dengan komunitas masyarakat, individu, sekolah-sekolah dan perusahaan swasta serta Instansi Pemerintah. Kami menjalin kerjasama dengan Bank Sampah Kota dibawah supervisi Dinas Kebersihan Kota Mataram untuk mengelola sampah Kota Mataram. Kami juga membantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB untuk mensukseskan Program Pelestarian dan Kebersihan Lingkungan (melalui seminar, penyuluhan dan pelatihan), yang akan sangat berperan dalam mewujudkan Pariwisata Ramah Lingkungan di Nusa Tenggara Barat. Kerjasama ini adalah terobosan yang progresif dalam upaya merubah wajah dan masa depan Provinsi Nusa Tenggara Barat, hingga dapat memberikan manfaat sebaik-baiknya untuk masyarakat dan lingkungan kita bersama(www.kompas.com,14/1/2016)




Komentar