RANGER |
sudahkah anda ke Pulau Komodo ??? jika belum pernah maka artikel
ini sangat menarik untuk anda baca. Artikel ini di sadur ulang dari bulletin Hermetogen Mania
Edisi VII tahun 2015 yang mengupas tentang
hasil Penelitaian dari Ardiantiono salah satu Mahasiswa Wildlife
Conservation Society & Departemen Biologi Universitas Indonesia meraka bersama tim KSP melakukan pengamatan di area wisata Loh
Liang dan Loh Buaya pada bulan September 2013 selama kurang lebih tiga hari
untuk setiap area. Sebanyak 13 respon komodo berhasil dicatat di Loh Liang dan
16 respon komodo dicatat di Loh Buaya. Komodo di kedua lokasi tersebut
cenderung menunjukkan sikap diam atau tidak peduli ketika melihat manusia
(respon netral ± 60%) sedangkan sisanya memilih untuk menghindar (respon
negatif ± 40%). Hal yang menarik ditemukan ketika saya mencatat 29 respon
komodo di area pemukiman Kampung Komodo selama bulan Maret 2014. Sebagian besar
komodo di sekitar kampung justru memilihuntuk menghindari manusia (respon
negatif ± 80%) sedangkan hanya ± 20% komodo yang menunjukkan sikap netral. Hal
menarik lainnya adalah tidak adasatu pun komodo yang menunjukkan respon positif
(mendekat) di area wisata maupun pemukiman. Di alam, komodo liar akan memilih
untuk menghindar atau bersembunyi ketika bertemu dengan manusia. Hal ini
berbeda ketika komodo berada di area dengan aktivitas manusia tinggi seperti
area wisata di mana komodo lebih banyak menunjukkan respon netral. Respon netral
komodo tersebut menunjukkan bahwa keberadaan dan aktivitas manusia telah memengaruhi
perilaku komodo di alam. Perubahan perilaku dapat berupa habituasi di mana
komodo merasa tidak terganggu dengan keberadaan manusia (respon netral) yang dapat
disebabkan karena komodo telah terbiasa dan tidak menganggap manusia sebagai
ancaman. Di sisi lain, keberadaan dan aktivitas manusia juga dapat menyebabkan komodo
pergi menjauh atau menghindar (respon negatif) yang dapat muncul ketika mereka merasa
terancam atau terganggu. Perbedaan respon komodo di area pemukiman dan area wisata
banyak dipengaruhi oleh manusia itu sendiri. Kedua area tersebut sama-sama
memiliki jumlah dan aktivitas manusia yang tinggi, tetapi perlakuan terhadap komodo
di kedua area tersebut sangatlah berbeda. Di area wisata seperti Loh Liang dan Loh
Buaya, keberadaan komodo menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Semakin
banyak dansemakin mudah komodoterlihat di kedua lokasi tersebut, semakin baik untuk wisata di Taman Nasional
Komodo. Komodo yang berada di dalam kawasan kantor resor di Loh Liang dan Loh
Buaya seperti komodo-komodo yang tidur di bawah dapur justru dibiarkan agar
wisatawan dapat dengan segera melihat komodo ketika mereka berkunjung. Interaksi
yang tinggi dengan manusia dan tidak adanya gangguan oleh manusia menjadi beberapa
penyebab habituasi pada komodo di area tersebut. Respon netral yang tinggi
dapat berdampak negatif karena komodo yang kurang waspada menjadi lebih rentan
terhadap ancaman predator dan perburuan. Berbeda cerita di area pemukiman
Kampung Komodo. Walaupun penduduk biasanya tidak pernah menganggu komodo yang
berada di padang savana ataupun di hutan, komodo yang ditemukan masuk ke dalam
area kampung biasanya diusir dengan dilempari batu atau menggunakan tongkat. Keberadaan
komodo di dalam atau sekitar kampung sering dikaitkan dengan rasa khawatir akan
keselamatan penduduk desa terutama anak-anak dan serangan terhadap hewan ternak
seperti kambing dan ayam yang memang sering terjadi. Sebagai tindakan preventif,
penduduk akan mengusir komodo yang masuk ke dalam kampung atau pun yang berada
di sekitar hewan ternak. Pengusiran yang dilakukan oleh penduduk menjadi salah
satu penyebab komodo di area Kampung Komodo cenderung untuk menghindar ketika
bertemu dengan manusia.Walaupun sering menunjukkan respon negatif,
komodo-komodo tersebut masih sering terlihat kembali ke area kampung karena
tertarik dengan bau hewan ternak dan jemuran ikan penduduk terutama ketika kampung
sedang sepi. Seperti halnya kita, komodo juga memiliki pilihan ketika bertemu manusia.
Mereka bisa saja tidak acuh dengan keberadaan kita, pergi menghindar, atau
justru datang mendekati kita. Keberadaan dan aktivitas manusia jelas telah mengubah
perilaku dari komodo di area pemukiman dan wisata. Hal tersebut telah menjadi konsekuensi
yang nyata atas intervensi manusia di dalam habitat alami komodo. Komodo pada
akhirnya telah memilih sikap ketika bertemu dengan manusia. Mereka yang berada
di area wisata Loh Liang dan Loh Buaya lebih memilih untuk diam dan tidak acuh sedangkan
mereka yang berada di area pemukiman Kampung Komodo lebih memilih kabur dan
menghindar ketika bertemu dengan manusia. Sebuah pilihan yang walaupun tidak
mewakili seluruh populasi komodo, tetapi memberikan gambaran nyata bagaimana
sang kadal raksasa bersikap terhadap keberadaan kita manusia
Komentar
Posting Komentar