KONFLIK ANTARA SATWA DAN MANUSIA




Hutan merupakan habitat alami untuk satwa. Di Indonesia sendiri memiliki kawasan hutan yang sangat luas. Berdasarkan data Buku Statistik Kehutanan Indonesia Kemenhut 2011 yang dipublikasi pada bulan Juli 2012, Indonesia memiliki kawasan hutan sebesar 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia. Mempunyai hutan yang sangat luas membuat Indonesia memiliki berbagai jenis keanekaragaman fauna. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia.
Masih ditahun sama Indonesia memiliki urutan nomor satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan endemisme (tingkat endemik) yang tinggi. Diperkirakan terdapat lebih dari 165 jenis mamalia, 397 jenis burung, lebih dari 150 reptilia, dan lebih dari 100 spesies ampibi yang tercatat endemik di Indonesia. Keberadaan satwa endemik ini sangat penting, karena jika punah di Indonesia maka itu artinya mereka punah juga di dunia.
Kepunahan merupakan salah satu ancaman besar untuk Indonesia. Kepunahan ini sendiri juga dimulai dari ulah manusia yang mengganti alih fungsi hutan menjadi suatu perkebunan atau pemukiman penduduk. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus maka akan menyebabkan terjadinya kerusakan hutan. Rusaknya hutan ini akan menggangu keseimbangan alam yang dapat mengakibatkan satwa yang tinggal di kawasan hutan merasa terganggu. Adanya alih fungsi hutan ini juga menyebabkan satwa yang tinggal mengalami kesusahan dalam mencari makan untuk bertahan hidup. Hal ini dapat menyebabkan satwa menjadi lebih liar. Apabila mereka sudah mengalami kesusahan untuk mencari makan dalam habitat alaminya, maka mereka akan mencari makanan di daerah sekitar hutan atau ke pemukiman penduduk yang berada di sekitar hutan. Dengan banyaknya satwa liar yang mencari makan di luar habitat alam mereka, secara tidak langsung terjadi interaksi antara warga sekitar dengan satwa liar tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran masyarakat sekitar terhadap munculnya satwa-satwa liar yang mencari makanan di daerah pemukiman warga. Kehadiran satwa liar tersebut tidak hanya meresahkan warga sekitar, tapi juga merusak lahan pertanian mereka. Secara tidak langsung para satwa ini sudah menggangu mata pencaharian warga sekitar. Dengan adanya hal-hal tersebut dapat menyebabkan konflik antara penduduk setempat dengan satwa liar.tanpa kecuali Satwa yang satu ini yaitu Komodo atau yang dijuluki Komodo dragon dengan nama ilmiah Varanus Komodoensis atau nama lokal “Ora”, yang terdapat di Pulau Flores tepatnya di Taman Nasional Komodo. Serangan Komodo (Varanus Komodoensis)  terhadap manusia yang dapat di dokumentaasi dari tahun 1912 saat Satwa Komodo(Varanus Komodoensis)   untuk pertama kali dipublikasin sampai dengan sekarang  dapat dilihat di tabel berikut:

No
Waktu
Korban
Lokasi Kejadian
Kondisi Korban
Keterangan
1
1974
Baron Rudolf-Turis
Lohliang
Meninggal
-
2
1981
Abu Bakar
Kampung Rinca
Kaki Dan Badan- Selamat
-
3
1982
Ibu Naharim
Kampung Rinca
Meninggal
-
4
1987
Anak 7 Thn
Kampung Rinca
Tangan-Selamat
-
5
Sep-1990an
Djubuki
Lohliang
Igigit Sebagian Kaki- Selamat
Petugas
6
1993
Saraba 40 Thn
Kampung Kerora
Digigit Sebagian Lutut- Selamat
-
7
1995
Yusuf-Guru
Kampung Rinca
Digigit Sebagian Mata Kaki-Selamat
-
8
1996
Subing-35 Thn
Kampung Kerora
Kaki Dan Siku-Selamat
-
9
1996
Mustaming-30 Thn
Kampung Komodo
Paha-Selamat
-
10
Jul-97
Anak Mustaming
Loh Buaya
Selamat
-
11
Jul-97
Alo Sahu-Polhut
Loh Buaya
Kaki
Petugas
12
2000
Anak-7thn
Kampung Komodo
Tangan-Selamat
-
13
2001
Pariman-Dephub
Kampung Komodo

Petugas
14
2003
Devi-PEH
Kampung Komodo
Jari Tangan- Selamat
Petugas
15
2005
Yeyen-Guide
Loh Buaya
Tangan-Selamat
Petugas
16
Mei-07
Mansyur-10 Thn
Kampung Komodo
Sedang Buang Air Besar, Bagian Yang Di Serang Pinggul Oleh Komodo Dewasa-Meninggal
-
17
22-Feb-09
Main-Polhut
Loh Buaya
Sedang Duduk Di Front Office, Bagian Yang Diserang Tangan Dan Kaki Oleh Komodoremaja-Selamat
Petugas
18
Mar-09
Anwar-Penduduk Pulau Misah
Loh Srikaya
Sedang Berburu, Bagian Yang Diserang Tumit, Oelh Komodo Dewasa-Meninggal

19
22-Feb-10
Mr.Cerlin US- Natural Guide PT.PNK
Loh Buaya
Sedang Turun Tangga Bagian Yang Dierang Adala Tumit, Oleh Komodo Dewasa-Selamat
Petugas
20
22-Mei-11
Buruh Bangunan PT.PNK
Loh Buaya
Sedang Masak, Bagian Yang Diserang Adalah Tangan Oleh Komodo Remaja-Selamat

21
24-Sep-11
Marjuki-Polhut
Loh Baru
Sedang Berjalan , Bagian YANG DISERANG ADALAH BETI Sebelah Kiri-Selamat
Petugas
22
04-Mar-12
Maksimus Jandri- Pekerja Maksima Arta Pada Menara T-Sel
Loh Sabita
Pukul 13.55 Sedang Brbaring Digigit Komodo Juvenil Pada Jari Kaki Bagian Sebelah Kiri
-
23
24-Mei-12
Savedirgo- Naturalis Guide KSU BTNK
Loh Buaya
Sedang Tracking Antar Tamu Terluka Punggung Samping Kiri Untung Bersepatu
Petugas
24
11-Okt-12
Ibu Tima-72 Thn (Mama SEKDES Kmp Irnca
Kampung Rinca
Pukul 8.00 Sedang Memotong/ Mencari Daun Muda Untuk Makan Ternak Di Dekat Sumber Air.Digigit Pada Betis Kaki Sebelah Kanan

25
05-Feb-13
Main-Polhut
Loh Buaya
Pukul 13.15 Komodo Remaja Masuk Ke Front Office, Korban Panik Lari Keluar Dan Digigit Tumit Telapak Jari Kaki
Petugas
26
05-Feb-13
Usman-Karyawan Koperasi
Loh Buaya
Menolon G  Pak Main Tergigit 3 Kali Di Betis/Kaki Sebelah Kiri
Petugas
27
19-Feb-13
Abdurahman- Naturalis Guide
Loh Buaya
Pukul 16.00 Sedang Tracking Wisnu Secara Tiba-Tibadiserang Komodo Jantan Dewasa Dari Arah Semak-Semak Terluka Pada Sebelah Kaki/ Betis Sebelah Kanan
Petugas
Sumber: Balai Taman Nasional Komodo ( Buletin Varanus Volume I jan-Agustus 2013)

Komentar